Seminar Pakar Teknologi Pangan
“Kemasan Daur Ulang pada Air Minum dalam Kemasan: Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan Keberlanjutan”
Prodi Teknologi Pangan Universitas Terbuka kembali menggelar event seminar pakar yang bertajuk “Kemasan Daur Ulang pada Air Minum dalam Kemasan: Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan Keberlanjutan.” Seminar ini diselenggarakan pada hari Jum’at, 6 Desember 2024 secara daring melalui Zoom meeting. Narasumber yang mengisi seminar ini adalah Alisyahdani Fitrawanti, S.Si., M.TP selaku Senior Quality in Design Manager PT Tirta Investama. Seminar ini diikuti sekitar 200 orang partisipan, baik dari kalangan mahasiswa, dosen, seluruh civitas akademika Universitas Terbuka dan juga masyarakat umum.
![]() |
Pembukaan oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Dr. Subekti Nurmawati, M.Si. Beliau menyatakan bahwa tema ini sangat menarik dan sangat berhubungan dengan Sustainability Development Goals (SDG). SDG’s ini sangat mendukung semangat UT khususnya FST yang selalu mengutamakan aspek-aspek SDG’s dalam tiap kegiatan dan aktivitasnya. Tema ini sangat menarik sehubungan dengan peredaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang semakin menjamur.
Ibu Alisyahdani memaparkan bahwa pembahasan AMDK adalah terkait 3 kata kunci, yaitu air yang telah diproses tanpa bahan pangan lainnya dan bahan tambahan pangan, dikemas dan aman untuk diminum mengacu ke Peraturan Kepala BPOM No 13 Tahun 2023 tentang kategori Pangan. Masing-masing AMDK ada regulasi yang berlaku. Proses perlakuan untuk memurnikan AMDK dari sumber air minum juga berbeda-beda disesuaikan dengan tujuannya. Penghilangan mikrobiologi, pengotor fisik hingga molekuler didesain khusus untuk memurnikan AMDK dari kontaminan yang mengganggu. Proses fisika maupun kimia masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Proses pengolahan misal radiasi UV (UV A, UV B, dan UV C) masing-masing memiliki tujuan untuk memurnikan pengotor atau kontaminan yang berbeda. Ozonasi dan disinfeksi dengan klorin juga memiliki fungsi tertentu dalam mengolah AMDK.
![]() |
![]() |
AMDK semakin berkembang dengan adanya peningkatan populasi yang berimbas pada eksploitasi sumber air bersih dari air tanah, penyediaan air bersih yang semakin terbatas, preferensi konsumen yang berubah seiring pola hidup yang semakin dinamis. Bahan plastik tetap dipilih sebagai kemasan AMDK karena tetap memperhatikan bahan plastik cukup kokoh dan melindungi komposisi dalam bahan pangan dari kontaminasi, meretain kualitas produk dan nilai nutrisi, cukup inert dan relatif tidak bereaksi dengan bahan apapun. Hal ini menjadi tantangan buat AMDK yaitu dampak lingkungan dari kemasan botol plastik yang semakin masif. Strategi pengurangan sampah AMDK adalah eliminasi atau pengurangan pengemasan, inovasi untuk mendesain semua kemasan untuk reuse, recycle atau direkomposisi.
Penulis: Iffana Dani Maulida